NewsPendidikan – Sistem keamanan data di Indonesia saat ini sedang mengalami masalah, akhir-akhir ini banyak data-data penduduk indonesia diduga bocor termasuk data sim card Warga Negara Indonesia sebanyak 1,3 milyar, juga meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdaftar didalam sim card tersebut. Aksi peretasan data ini diduga dilakukan oleh hacker yang bernama Bjorka. Data tersebut berhasil ia jual dengan harga yang fantastis yaitu sebesar US$500 Ribu atau setara dengan 745,6 Juta.
Tak hanya itu Bjorka juga berhasil meretas 26 juta history browsing pengguna IndiHome termasuk didalamnya mencakup keyword, email, nama, jenis kelamin hingga yang paling parah Bjorka lagi-lagi berhasil mendapatkan NIK. Bjorka juga meretas data-data Presiden Republik Indonesia berupa surat-surat penting dan dokumen rahasia Presiden Jokowi dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Jika dilihat dari aksi yang dilakukannya dapat dipahami bahwa Bjorka bukanlah hacker biasa, bisa dikatakan ia sangat ahli dibidang hacker dan juga sudah berpengalaman serta mempersiapkan dirinya dengan sangat baik. Bjorka juga manantang pemerintah Indonesia untuk menangkapnya.” “Saya masih menunggu digerebek Pemerintah Indonesia,” katanya melalui Telegram. Dengan beraninya dia menantang Pemerintah Indonesia dapat dipastikan bahwa aksinya dalam mencuri data Indonesia sudah dipikirkan dengan sangat matang, apa saja yang harus dilakukannya nantinya, maka dari itu ia berani menantang Pemerintahan Indonesia. Lalu siapa sih sebenarnya Bjorka?
- Siapa sih Bjorka?
Bjorka adalah sosok hacker yang saat ini sedang viral di media sosial dengan aksinya yang mengacak-ngacak Data Indonesia baik berupa data penduduk ataupun data pemerintahan. Data-data yang telah dibocorkan Bjorka pasalnya disebarluaskannya melalui Telegram serta Twitter. Selang beberapa waktu hacker ini membocorkan data pemerintahan indonesia dan data lainnya, tak perlu waktu lama bagi Twitter untuk menangguhkan akun bernama bjorkanism. Akun Twitter Bjorka tercatat bergabung di Twitter sejak September 2022 dengan menggunakan lokasi Warsaw, Polandia dan mempunyai lebih dari 183 ribu followers.
Walaupun Twitter menangguhkan akunnnya, hacker ini tidak kehabisan akal dengan kembali membuat akun Twitter yang baru dengan tujuan ia ingin terus mengancam Pemerintahan indonesia dan membocorkan Data Indonesia serta kembali menyebarluaskan di Media Sosial Twitter.
- Apa sih alasan Bjorka membocorkan Data Indonesia?
Melalui akun Twitternya Bjorka menyebutkan bahwa keamanan data di Indonesia itu lemah. Apalagi jika pemerintahan dipimpin oleh yang bukan ahlinya. Seakan-akan dia ingin membuktikan bahwa perlindungan data Indonesia lemah dan bobrok jika dikelola pemerintah. “this is a new era to demonstrate differently. nothing would change if fools were still given enormous power. the supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a politician and not someone from the armed forces. because they are just stupid people,” tulisnya melalui akun Twitter-nya.
ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. karena mereka hanyalah orang-orang bodoh.
Diduga motif Bjorka menyerang indonesia karena rasa sakit hatinya disebabkan orang terdekatnya pernah menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca 1965. Bjorka mengatakan bahwa orang terdekatnya ini merupakan kakek tua yang mengurusnya sejak lahir. Status WNI orang ini sudah hilang akibat kebijakan tahun 1965 kata Bjorka. Dapat dipastikan aksinya dalam peretasan data di Indonesia ia dedikasikan untuk teman terdekatnya ini.
- Awas ! jangan ikut menyebarkan data yang disebar Bjorka
Masyarakat Indonesia jangan sampai menyebarluaskan data yang dihack oleh Bjorka, jika hal ini dilakukan maka siap-siap terancam UU ITE. Penyebaran informasi pribadi melanggar Pasal 32 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Cobalah untuk berpikir kembali konsekuensi yang akan diterima dari kesalahan yang dilakukan dengan menyebarkan data, masyarakat Indonesia dapat dengan mudah dilacak berbeda dengan Bjorka yang seorang hacker. Penyebaran data pribadi masuk dalam kategori Doxing (menyebarluaskan informasi pribadi ke publik). Bijaklah dalam menggunakan media sosial, jangan mudah terpancing dan jangan ikut-ikut menyebarkan data pribadi orang lain jika ingin selamat.