NewsPendidikan – Dalam pendidikan formal ataupun non formal, media pembelajaran merupakan sebuah aspek penting dalam proses pembelajaran bagi anak. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin berkembang pula media pembelajaran tersebut khususnya dalam bentuk digital. Dongeng sendiri merupakan media pembelajaran yang mulai terlupakan. Padahal dongeng dinilai sangat baik dalam merangsang stimulus, serta dapat membentuk karakter kreatif dan imajinatif pada anak.
TOKOH YANG DIGEMARI ANAK-ANAK
Pada umumnya anak-anak menyukai tokoh-tokoh superhero, ksatria, peri, dan karakter fiksi lainnya yang ada di dalam dongeng. Meskipun saat ini telah banyak game yang sangat diminati oleh anak-anak, keseruan mengikuti alur cerita tokoh-tokoh fiksi tersebut tak akan lekang oleh waktu. Memang, sesuatu yang bersifat audio visual seperti halnya game saat ini benar-benar berhasil mencuri hati anak-anak. Namun dongeng-dongeng dengan karakter yang unik tadi juga mampu bersaing jika minat membaca di tanamkan dalam diri anak sejak dini. Dongeng sangat berguna sekali dalam membentuk karakter menjadi kreatif dan imajinatif.
Karakter-karakter yang ada di dalam dongeng juga secara tidak langsung mengajarkan pada anak bahwa hal-hal baik anak berbuah hal yang baik pula. Begitupun sebaliknya, hal buruk akan menimbulkan keburukan juga. Terlebih jika menelisik tokoh-tokoh di dalam dongeng penggambaran watak dan sifatnya begitu jelas dan di buat sesederhana mungkin agar anak-anak mudah memahami isi cerita.
LATAR YANG TIDAK BIASA
Neverland merupakan sebuah tempat fiktif dan di kenal melalui dongeng Peterpan yang sangat terkenal di penjuru dunia karya Sir James Barrie Matius. Latar fiktif lainnya yaitu Wonderland, yang dikenal karena terkenal pula dongeng Alice In Wonderland karya Lewis Carroll. Tentu saja latar tersebut merupakan sebuah negeri antah berantah yang jauh berbeda dengan bumi.
Dunia semacam itu akan membentuk daya imajinasi anak mengenai sebuah dunia yang ajaib, berbeda, dan fantastis. Bermula dari membayangkan hal tersebut, imajinasi anak akan berkembang seiring dengan tumbuh kembangnya dan semakin banyaknya refrensi dongeng-dongeng yang di baca. Setelah itu ide-ide dan pemikiran-pemikiran yang unik dan kreatif akan terbentuk. Di sinilah mulai terbentuknya karakter kreatif dan imajinatif pada anak dengan karena dongeng-dongeng tersebut.
Baca Juga: KTT G20 Hari Pertama Lakukan Diskusi Secara Tertutup
PESAN MORAL YANG SARAT AKAN NILAI EDUKASI
Sejatinya pesan moral dapat ditemui di manapun, termasuk dalam hal sesederhana salah satu bacaan fiksi yaitu dongeng. Tetapi tentunya, seperti yang kita ketahui pesan moral yang terkandung di dalam dongeng tentulah berbeda. Selain sarat akan nilai edukasi, pesan moral dalam dongeng secara sederhana mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang baik apabila di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih, mengajarkan bahwa perbuatan jahat seperti iri dan dengki hanya akan mendatangkan kerugian. Lalu pada cerita legenda Malin Kundang, diajarkan bahwa seorang anak tidak boleh berbuat jahat dan tidak sopan kepada orang tua. Kalau sampai tetap melakukannya, maka hal buruk akan terjadi. Sebab orang tua adalah seseorang yang harus di hormati dan di sayangi.
MENANAMKAN MINAT MEMBACA YANG TINGGI SEJAK DINI
Sejak kecil anak sudah terbiasa di sajikan oleh pepatah yang berbunyi “Buku Itu Gudang Ilmu”. Satu hal yang luput dari orang tua terhadap anak-anaknya adalah menanamkan minat membaca. Padahal, sejak usia balita membacakan buku pada anak memiliki banyak manfaat. Menurut alodokter.com manfaat tersebut yaitu :
- Mengenal kosakata dan konsep
- Meningkatkan imajinasi dan kreativitas
- Merangsang fungsi otak
- Mengembangkan kemampuan kognitif atau berpikir anak
- Menjalin hubungan yang kuat antara orang tua dan anak
Untuk merealisasikan agar manfaat-manfaat tersebut memiliki dampak terhadap anak, langkah awal yang dapat yaitu membacakan buku-buku cerita bergambar, salah satunya yaitu berisi dongeng.
Respon (1)